Artikel ini ditujukan pada : aku, dan yang mengalami hal yang sama.
In a problem to move on? Haven't you tired yet of the endless-one-sided-love-story? Capek?
Kalau kalian pengen ngelanjutin baca artikel ini, berarti artinya IYA. Kalian didiagnosa sudah mengalami masalah dalam membangkitkan diri, atau bahasa modern nya bisa kita sebut "move on"
To the point, here's some tips for you. I hope, they might be work on you.
1. No stalking
Ini adalah pont yang terpenting--- karena sudah merupakan fakta bahwa orang yang lagi had a crush sama seseorang pasti bakal ngestalk apapun socmed milik si dia. Rajin dan rutin meskipun nggak ada yang nyuruh. Stalk everything. How's he doing now? what happen? and bla.. bla. Sadar? kalian sama sekali nggak ada sangkut pautnya sama dia. Dia bahkan (mungkin, bisa jadi) nggak mikirin kalian sesering kalian mikirin dia. Mungkin ini agak susah, tapi berhentilah kepo dengan apa yang sedang dia lakuin, karena semakin kalian kepo>semakin kalian mengira-ngira apa yang dia pikirkan>semakin sakit hati kalian. So, it's time to wake up, and stop to open his/her webpage. Kalau kalian lagi browsing dan tiba-tiba penasaran pengen buka profil dia, alihkan ke yang lain. Come on, banyak webpage atau site lain yang jauh lebih menarik dari sekedar profil dia.
2. No chessy songs or the other ballad love songs
"Ku berlari kau terdiam, ku terdiam kau berlari,"
"Aku terjatuh dan akhirnya masuk lubang~"
"Nevermind I'll find, someone like youu"
"I'm not moviiing, yeaaah~"
Guys. Matikan mp3 kalian, dan cari lagu lain yang lebih menghibur. Mendengarkan lagu-lagu dengan tempo slow seperti itu gak akan buat kalian bangkit. Yang ada kalian keingat, keingat,keingat dan kepikiran sama dia. Otak kalian bakal buat presentasi bahwa lagu-lagu selow yang kalian dengerin itu related sama apa yang terjadi pada diri kalian dan dia. Dan lagi, otak kalian bakal nyajikan gambar si dia di pikiran kalian, dan itu terus bermunculan, layaknya kalian lagi nonton pamerann foto.
Segera ganti playlist kalian dengan lagu yang menghibur. Dengarkan musik yang bertempo cepat dengan irama yang riang, dan seenggaknya bisa buat kepala kalian ngangguk-ngangguk kecil atau sekedar ngetuk-ngetukkan jari.
3. Pikirkan sisi buruk dia
Hal apa sih yang buat kalian begitu terpukau, sampai nggak bisa move on? Selama ini, kalian cuma ngeliat sisi baiknya dia. Ya dia gantenglah, baiklah, pinterlah, dan sebagainya.Wajarlah, kalian kan kagum sama dia, dan kagum tentunya pada hal yang baik.
Mungkin ini agak sedikit nggak baik, tapi kamu bisa pikir sisi buruk dia untuk menghilangkan kadar "suka" kamu ke dia. Misalnya aja : "Iya, dia ganteng. Tapi suka ngupil, kalau buang angin sembarangan lagi. Ngapai suka sama dia?" Hal-hal ini bisa buat kamu jadi ilfeel sendiri kedia, dan akhirnya kadar "suka" kamu bakal berkurang ke dia, sedikit,demi sedikit. Dengan catatan, DO NOT push yourself to hate him. Karena gimanapun juga, rasa benci nggak akan membawa efek baik apapun ke kamu. Yang ada, kamu makin suka ke dia.
4. Stop the provocative tweets
"Rasa sakit ini, begitu menyiksaku batinku."
"Kamu gak peka sih, hmmm"
"Jatuh cinta diam diam itu menyakitkan"
UNFOLLOW THEM!Kalau perlu di block! -___- tweet-tweet itu sama aja dengan lagu-lagu cengeng yang buat kamu kenigatan sama dia, dia, dan dia lagi. Tweet-tweet semacam itu gak akab buat kamu bangkit, dan gak memotivasi kamu sama sekali. Kata-kata yang mendayu-dayu, dan semcamnya. Tolong, hidup itu gak usah dibuat ribet. Hidup cuma sekali, dan kamu nggak hidup hanya untuk menggalaukan hal yang gak begitu penting, kan?
4. There are more plenty of fishes
Masih banyak ikan di laut. Orang baik bukan dia aja, dan bahkan ada yang lebih baik. Satu-satunya cara terbaik buat move on, ya jatuh cinta lagi, dan kamu lupa dengan si dia. Someday, you'll find your own partner, who will always love you and adore you. Kalau kamu sudah berusaha sekeras apapun buat dia, dan dia tetap gak bisa ngelihat kamu, berarti dia memang bukan yang terbaik buat kamu. Yang jelas, kamu sudah melakukan yang terbaik. :) Namun, ada catatan : Never use someone to move on. Itu nggak nyelesaikan masalah. Yang ada kamu malah menciptakan hal yang buruk pada hidup orang lain.
Kesimpulan,
Cukup lakukan hal-hal diatas. Tapi, kalau kamu masih gak mau, dan menyangkal untuk melakukannya, itu artinya kamu bukannya gak bisa move on, tapi GAK MAU move on. Kalian mau kayak katak dalam tempurung? yang disitu-situ aja dan bergerak kemana-mana, sementara temannya sudah pada sampai di garis finish.
But, at any rate, it's all up to you.
Selasa, 13 Agustus 2013
kualat sama mama
"Motheeerrrrrrrrr........ Know the best!!!!!"
ingat petikan syair diatas? yaps. Itu salah satu lirik yang dinyanyikan oleh Mother Gothel. Itu lho, yang Ibu angkat Rapunzel. Gak tau rapunzel? balik lagi aja gih, ke taman kanak-kanak.
And, seems that word is going to be true.
Baru-baru ini aku kualat sama mamaku. Jadi, ceritanya gini.
Niatnya sih pengen jenguk temen-temen padsu dan kebetulan aku dipanggil buat ngelatih adeknya yang pengen jadi dirigen. Dan berhubung aku baru pulang dari jawa, dan kangen sama grup paduan suara sekolah lama ku. :)
So, I asked to my mommy :
Aku : "Ma, aku pergi ya."
Mama : "Ke?"
Aku : "Smansa. Smansa kadrie oening."
Mama : "HAAH?" *nada nya mulai nggak enak* "Ngapain kamu?"
Aku : "Mau ngelatih adek-adeknya yang paduan suara."
Mama : "Nggak boleh. Jauh banget tau. Apalagi mau lebaran gini, nggak boleh."
Aku : "Ma, INI PENTING."
Mama : "Ngapain sih? gaya banget. emang kamu satu-satunya anggota padsu?"
Aku : "Ya, tapi kan kangen."
Mama : "Nggak boleh. mending bantu bikin kue di rumah."
Aku : "Bentar aja kok ma, habis itu langsung pulang."
Mama : "Kamu itu coba ngerti-ngerti dikit.. (1 paragraf)"
Aku : Iyaaa.... iya.... bentar aja kok...
Mama : Ya sudah. Kamu ini, ... ( 1 paragraf )
Terus, aku siap-siap tanpa dengerin apa kata-kata mama lagi. Dan sepertinya, Mama juga nggak begitu ikhlas ngasih aku "ijin" buat keluar hari itu. :)
Then...
Everything was alright. Sampai, niatnya sih muter supaya nggak kejebak lampu merah. Dan aku nekat lewat gang yang sempit. Didepanku, tiba-tiba ada dua pengendara motor yang pakai baju seragam. Terus motor mereka nggandeng gerobak gitu. Aku yakin, hal ini gak bakal terjadi kalau aja mereka nggak ngebut dengan kondisi sebodoh itu, (nggak mungkin kan mereka ngebut sambil bawa gerobak di gang sesempit itu). Dan BRAAAK!
For the first time, aku keserempet.
Sepatuku robek, kaki ku lebam dan rem motorku bengkok sebengkok-bengkoknya.
Dan sialnya, dua orang pembawa gerobak naas itu berhenti dan ngeliatin aku tanpa wajah bersalah. Mereka nggak turun dari motor. Nggak sama sekali. And after a few moments kita bertatapan, mereka pergi begitu aja. (Hell yeah)
Waktu itu, cuma ekspresi ini yang bisa kukeluarkan;
SENGGAKNYA MEREKA MINTA MAAF!!!!!!!!
Dan betapa individualisme di negeri kita ini sudah tumbuh begitu cepat. Orang-orang cuma mandengin aku sambil mematung. Mereka cuma melontarkan sejumlah sumpah serapah pada pengendara motor yang kabur dan nyerempet aku tadi. Please, deh, sumpah serapah kalian itu nggak akan bikin motorku bener lagi dan nggak bisa baikin sepatuku yang robeknya sudah parah ini. Serius, sepatuku jadi persis kayak sepatu yang pernah kutemui di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Samarinda.
Akhirnya, terpaksa aku lanjutin perjalanan ke Smansa dengan kondisi yang ENGGAK banget. Aku mulai kepikiran, kalau aja aku nggak pergi ini nggak bakal terjadi.
Tapi, seenggaknya aku bisa ketemu sama anggota padsu yang udah aku kangenin selama 3 minggu terakhir ini 'kan? :)
Sesampainya di sekolah...
Aku : "Sellaa!! Kangen kamuu!! Kamu ngapain disini?"
Sela : (dia bukan anggota padsu) "Rapat. Kamu?"
Aku : "Mau padsu "
Sela : "Awe, Padsunya sudah pada bubar dari tadi."
Aku : .....
Andai aku nurut mamaku :')
ingat petikan syair diatas? yaps. Itu salah satu lirik yang dinyanyikan oleh Mother Gothel. Itu lho, yang Ibu angkat Rapunzel. Gak tau rapunzel? balik lagi aja gih, ke taman kanak-kanak.
And, seems that word is going to be true.
Baru-baru ini aku kualat sama mamaku. Jadi, ceritanya gini.
Niatnya sih pengen jenguk temen-temen padsu dan kebetulan aku dipanggil buat ngelatih adeknya yang pengen jadi dirigen. Dan berhubung aku baru pulang dari jawa, dan kangen sama grup paduan suara sekolah lama ku. :)
So, I asked to my mommy :
Aku : "Ma, aku pergi ya."
Mama : "Ke?"
Aku : "Smansa. Smansa kadrie oening."
Mama : "HAAH?" *nada nya mulai nggak enak* "Ngapain kamu?"
Aku : "Mau ngelatih adek-adeknya yang paduan suara."
Mama : "Nggak boleh. Jauh banget tau. Apalagi mau lebaran gini, nggak boleh."
Aku : "Ma, INI PENTING."
Mama : "Ngapain sih? gaya banget. emang kamu satu-satunya anggota padsu?"
Aku : "Ya, tapi kan kangen."
Mama : "Nggak boleh. mending bantu bikin kue di rumah."
Aku : "Bentar aja kok ma, habis itu langsung pulang."
Mama : "Kamu itu coba ngerti-ngerti dikit.. (1 paragraf)"
Aku : Iyaaa.... iya.... bentar aja kok...
Mama : Ya sudah. Kamu ini, ... ( 1 paragraf )
Terus, aku siap-siap tanpa dengerin apa kata-kata mama lagi. Dan sepertinya, Mama juga nggak begitu ikhlas ngasih aku "ijin" buat keluar hari itu. :)
Then...
Everything was alright. Sampai, niatnya sih muter supaya nggak kejebak lampu merah. Dan aku nekat lewat gang yang sempit. Didepanku, tiba-tiba ada dua pengendara motor yang pakai baju seragam. Terus motor mereka nggandeng gerobak gitu. Aku yakin, hal ini gak bakal terjadi kalau aja mereka nggak ngebut dengan kondisi sebodoh itu, (nggak mungkin kan mereka ngebut sambil bawa gerobak di gang sesempit itu). Dan BRAAAK!
For the first time, aku keserempet.
Sepatuku robek, kaki ku lebam dan rem motorku bengkok sebengkok-bengkoknya.
Dan sialnya, dua orang pembawa gerobak naas itu berhenti dan ngeliatin aku tanpa wajah bersalah. Mereka nggak turun dari motor. Nggak sama sekali. And after a few moments kita bertatapan, mereka pergi begitu aja. (Hell yeah)
Waktu itu, cuma ekspresi ini yang bisa kukeluarkan;

Dan betapa individualisme di negeri kita ini sudah tumbuh begitu cepat. Orang-orang cuma mandengin aku sambil mematung. Mereka cuma melontarkan sejumlah sumpah serapah pada pengendara motor yang kabur dan nyerempet aku tadi. Please, deh, sumpah serapah kalian itu nggak akan bikin motorku bener lagi dan nggak bisa baikin sepatuku yang robeknya sudah parah ini. Serius, sepatuku jadi persis kayak sepatu yang pernah kutemui di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Samarinda.
Akhirnya, terpaksa aku lanjutin perjalanan ke Smansa dengan kondisi yang ENGGAK banget. Aku mulai kepikiran, kalau aja aku nggak pergi ini nggak bakal terjadi.
Tapi, seenggaknya aku bisa ketemu sama anggota padsu yang udah aku kangenin selama 3 minggu terakhir ini 'kan? :)
Sesampainya di sekolah...
Aku : "Sellaa!! Kangen kamuu!! Kamu ngapain disini?"
Sela : (dia bukan anggota padsu) "Rapat. Kamu?"
Aku : "Mau padsu "
Sela : "Awe, Padsunya sudah pada bubar dari tadi."
Aku : .....
![]() |
"GUE NGAPAIN DISINI?? UDAH KESEREMPET PULA" |
Andai aku nurut mamaku :')
Senin, 12 Agustus 2013
F U T U R E
Mari kita buka dengan kata:
Aku sendiri gak nyadar dengan perubahan waktu. Rasanya tiba-tiba kamu sudah 16 tahun dan harus nentukan langkah kedepanmu selanjutnya. Harus nentukan apa yang bakalan kamu lakuin kedepannya, for the rest of your life?
Tapi, aku ngerasa beruntung, karena punya ortu yang gak maksain aku pada satu prioritas, sehingga aku gak ngerasa begitu tertekan. Karena ada beberapa ortu, yang you know lah, mereka menekan anaknya pada satu prioritas tertentu, apalagi kalau prioritas tersebut bertolak belakang pada apa yang diinginkan anaknya. Nah, ini yang susah. Kalau kalian ada pada prioritas ini, pertama aku ucapin selamat ke kalian, karena kalian tetap teguh pada impian dan ambisi kalian sendiri yang intinya kalian sudah punya apa yang namanya MIMPI, dan what are you going to do for the next step, meskipun impian tersebut berlawanan dengan apa yang ada di pikiran orang tua kalian, karena sejujurnya, aku belum punya apa yang namanya mimpi, um.. well, maksudku apa yang namanya cita-cita. Aku sudah punya sih, prioritas kemana perguruan tinggi yang bakal kumasukin, tapi fakultas apa, aku belum tahu.
Sekarang, intinya baik aku atau kalian yang sedang mengalami hal yang sama denganku, hurry up and make your decision. Mungkin buat yang masih bingung, kita bisa ikut tes-tes psikologi yang menelusuri minat dan bakat kita, jadi seenggaknya kita bisa dapat bayangan "what am I going to do for the next step" nya. Aku sudah coba sih, dan mungkin aku bakal masuk psikologi? hmmm... :)
Dan buat yang dipaksakan ortu nya, bicara dengan mereka baik-baik. Karena, pada dasarnya, ortu pasti pengen yang terbaik buat anak-anak mereka, namun cara menunjukkan bentuk kasih sayang tersebut mungkin membuat kalian nggak nyaman. Oke, kalian bisa buktikan dengan cara mengukiti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan prioritas kalian. Dan kalau ini gak mempan, kalian bisa melibatkan pihak ketiga(?) you know whatta mean? -_-
Before we close this unfantastic entry(?) ini, ada sebuah quote, yang mungkin bisa masuk kepikiran kita;
So... what are you going to do in the future?
M A S A D E P A N*
*: mohon ditambahkan dengan efek suara "haaaaaaaaa" malaikat
Oke. Kenapa aku ngomong tentang "future"? Well, bisa dibilang aku lagi galau tentang hal yang satu ini. Ya kan? instead of galau tentang lovey doovey?
Aku punya adik, dan dia masih 10 tahun. Yah, bisa dibilang aku agak iri sama dia, why? cause she can face the world with her optimistic. Kalau dibandingkan, kadar keoptimisannya jauh lebih tinggi kebanding aku.
Waktu itu aku tanya,
Si cantik (aku) : "eh, cita-citamu apa sih?"
si kecil (dia) : "DOKTER!!" (dengan nada seyakin-yakinnya)
Si cantik : "Yakin?"
si kecil : "YAKIN!"
guys, do you get the point?
Point nya adalah, bisa kita lihat, betap optimisnya si kecil ini bilang "DOKTER!". Dan aku yakin, nggak cuma adikku aja, semua anak kecil di dunia bakal menyatakan cita-cita mereka dengan nada yang yakin, seolah impian mereka bakal bisa jadi nyata. Sejujurnya aku juga begitu,
Dulu, aku selalu yakin dengan kata "DOKTER", tapi seiring makin dewasa, entah kenapa banyak hal yang menganggu, there are so much things that I must to considering of. Udah biaya kuliahnya mahal, sekolahnya lama, belum lagi biaya buku-buku nya, dan extra biaya buat masuk ke perguruan tinggi yang menyediakan fakutas kedokteran dengang mutu terjamin yang gak cukup puluhan juta. Serta peluang pekerjaan ini yang gak begitu meyakinkan. Bisa kalian hitung, berapa jumlah tempat praktek dokter yang ramai mulu tiap harinya? Ironisnya, entah iya atau tidak, semakin kita dewasa dan semakin mengetahui dan menyadari banyak hal, maka semakin kurang kadar optimis dalam jiwa kita. Padahal, optimis merupakan suatu kunci untuk mencapai target.
And finally, I changed my decision.
Tapi apa? Sebenarnya, dari dulu ada kata-kata yang selalu terngiang dalam pikiranku,
Intinya, kia harus melakukan suatu pekerjaan karena kita suka melakukannya, bukannya kebalikannya dimana kita harus terpaksa nmencintai suatu pekerjaan karena kita melakukannya. Suatu hari, aku pengen ngomong dengan bangga, "My occupation is my passion." Karena pastinya, bisa bayangkan bahagianya kita karena melakukan sesuatu atas dasar kecintaan kita terhadap sesuatu itu sendiri kan?You work it cause you love it, not you love it cause you work it
Aku sendiri gak nyadar dengan perubahan waktu. Rasanya tiba-tiba kamu sudah 16 tahun dan harus nentukan langkah kedepanmu selanjutnya. Harus nentukan apa yang bakalan kamu lakuin kedepannya, for the rest of your life?
Tapi, aku ngerasa beruntung, karena punya ortu yang gak maksain aku pada satu prioritas, sehingga aku gak ngerasa begitu tertekan. Karena ada beberapa ortu, yang you know lah, mereka menekan anaknya pada satu prioritas tertentu, apalagi kalau prioritas tersebut bertolak belakang pada apa yang diinginkan anaknya. Nah, ini yang susah. Kalau kalian ada pada prioritas ini, pertama aku ucapin selamat ke kalian, karena kalian tetap teguh pada impian dan ambisi kalian sendiri yang intinya kalian sudah punya apa yang namanya MIMPI, dan what are you going to do for the next step, meskipun impian tersebut berlawanan dengan apa yang ada di pikiran orang tua kalian, karena sejujurnya, aku belum punya apa yang namanya mimpi, um.. well, maksudku apa yang namanya cita-cita. Aku sudah punya sih, prioritas kemana perguruan tinggi yang bakal kumasukin, tapi fakultas apa, aku belum tahu.
Sekarang, intinya baik aku atau kalian yang sedang mengalami hal yang sama denganku, hurry up and make your decision. Mungkin buat yang masih bingung, kita bisa ikut tes-tes psikologi yang menelusuri minat dan bakat kita, jadi seenggaknya kita bisa dapat bayangan "what am I going to do for the next step" nya. Aku sudah coba sih, dan mungkin aku bakal masuk psikologi? hmmm... :)
Dan buat yang dipaksakan ortu nya, bicara dengan mereka baik-baik. Karena, pada dasarnya, ortu pasti pengen yang terbaik buat anak-anak mereka, namun cara menunjukkan bentuk kasih sayang tersebut mungkin membuat kalian nggak nyaman. Oke, kalian bisa buktikan dengan cara mengukiti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan prioritas kalian. Dan kalau ini gak mempan, kalian bisa melibatkan pihak ketiga(?) you know whatta mean? -_-
Before we close this unfantastic entry(?) ini, ada sebuah quote, yang mungkin bisa masuk kepikiran kita;
See? yang perlu kita lakukan adalah memantapkan hati dengan pilihan kita nanti dan harus berbesar hati dengan hal apapun yang bakal terjadi nantinya."Apapun pilihan masa depan kamu nanti, jalanilah dengan sebaik-baiknya. Dan apapun yang akan terjadi nanti, jangan salahkan siapapun atas pilihan itu, karena bagaimanapun juga itu adalah pilihanmu dan harus siap dengan segala konsekuensinya." -Tante Meri
So... what are you going to do in the future?
Categories
cita-cita,
Faith,
Hope,
Impian,
Masa depan,
penjurusan,
Us
Langganan:
Postingan (Atom)